Lebaran Terakhir (?) di Desa Cipaku

Istimewa

Sejarah pembangunan Waduk Jatigede telah derencanakan sejak zaman kolonial di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rencana pembangunan itu lantas mendapat tentangan dari masyarakat, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada 1980-an, rencana pembangunan Waduk Jatigede kembali mencuat. Langkah pertama yang ditempuh pemerintah adalah memindahkan warga yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi warga pertama kali dilaksanakan pada 1982.

Setelah lama tertunda akibat pergantian rezim dan banyak mendapat protes dari warga yang terdampak, akhirnya Waduk Jatigede akan mulai digenangi tanggal 1 Agustus 2015.  Namun proyek Waduk Jatigede ini masih menyisakan setumpuk masalah. Dari Data yang dikutip dari AGRA via geotimes.co.id , pembangunan ini akan menghilangkan sawah produktif seluas 3.200 hektare dengan kapasitas produksi sebanyak 76.800 ton per tahun. Hutan seluas 1.200 hektare terancam hilang dan puluhan ribu warga di 28 desa yang meliputi 5 kecamatan akan terusir dari tempat tinggalnya. Selain itu juga belum ada kejelasan tentang relokasi bagi warga yang terkena dampak pembangunan waduk. Belum lagi masalah ganti rugi di zaman rezim Orde Baru yang juga masih menyisakan masalah.

Ada sekitar 28 desa di Kabupaten Sumedang yang terkena dampak pembangunan waduk. Salah satu desa yang akan tergenang seluruhnya adalah Desa Cipaku. Seminggu sebelum lebaran kemarin, kami sempat mendokumentasikan momen-momen lebaran di Desa Cipaku. Tidak seperti biasanya, sholat ied dilakukan di lapangan. Sehabis sholat dan khutbah Ied, Kepala Desa Cipaku, Nurhadi sempat memberikan “orasi”. Berikut video-nya bagaimana suasana lebaran di Desa Cipaku. Kami beri tajuk “Lebaran Terakhir (?) di Desa Cipaku”.

Reporter
Daywin Prayogo

Video Jurnalis
Adhito Harinugroho
Adytio Nugroho

Footage Tambahan
KOPI Dokumenter