Konser Kolaborasi Kita Sama-Sama Suka Hujan

1 2 3 4 5 6 7

Kita Benar-Benar Suka Hujan !

 Kita benar-benar suka hujan saat menonton pertunjukan musik dari Banda Neira, Gardika Gigih, Layur, Suta Suma, dan Jeremia Kimoshabe. Pertunjukan musik “Kita Sama-Sama Suka Hujan” yang diadakan pada tanggal 11 April 2015 di Dago Tea House ini memang benar-benar apik tenan. Terbukti dengan antusias penonton yang memuncak dikarenakan tiket on the spot dalam setengah jam habis. Itu membuktikan eksistensi dan kredibilitas mereka sudah tak usah diragukan lagi. Ekspetasi bahwa penikmat Bandung tidak akan membludak ternyata salah besar. Para penonton dari berbagai lapisan masyarakat datang, seperti anak SMA, kuliah, dan pekerja.

Bandung identik dengan cuaca yang merajuk pada musik folk atau postrock. Itu dibuktikan dengan konser “Kita Sama-Sama Suka Hujan”. Konser ini seperti mewakili perasaan para orang yang tinggal di Bandung dan sekitarnya, bahwa mereka memang suka hujan. Karena Bandung identik dengan hujan, dengan lagu-lagu yang mereka akan bawakan. Makanya, pas enam sekawan ini memulai pertunjukan dengan set lampu yang komersil, tata panggung artistik, dan penempatan posisi bermusik yang rapi, antusias penonton langsung memuncak. Serasa menonton pertunjukan Sigur Ros, pecah!

Lagu pertama “Hujan dan Pertemuan” dari Gardika Gigih dibawakan dengan alunan piano merdunya. Sungguh awal pertunjukan yang baik memulai dengan pertemuan diwakili dengan hujan. “Prelude” dan “Hujan di Mimpi” kemudian dibawakan oleh mereka semua. Wah awal yang menarik untuk menonton lagu berikutnya, karena di setiap lagu pasti memukau. Terlihat adanya perbedaan emosi, bukan hanya dari lirik tapi dari alunan nada dan nyawa yang mereka berikan. Perasaan mereka sampai kepada penonton.

Candaan diselingi gelak tawa sudah tak aneh di pertunjukan “Kita Sama-Sama Suka Hujan”. Karena mereka musisi tapi seperti serba bisa menjadi pelawak. Serasa menonton pertunjukan Srimulat saja hehe Dialog mereka yang sederhana itu mencerminkan kepolosan dan dibalik itu humoritas mereka tinggi. Selanjutnya, lagu “Tenggelam”, “Suara Awan”, “Langit dan Laut”, “Dawn”, dan “Kereta Senja” dibawakan dengan maksimal pula.

Semakin penasaran dengan pertunjukan musik selanjutnya, penonton pun masih duduk nyaman di kursinya masing-masing. “Ocean Whisper”, “Derai-Derai Cemara”, “I’ll Take You Home”, “Labuh”, “Beranda”, “Dan Hujan” dan “Are You Awake”, semua mereka bawakan dengan menakjubkan. Nah sebagai penutup, lagu andalan dari Banda Neira, “Di Atas Kapal Kertas” pun disajikan dengan berbagai kolaborasi yang unik, lucu, namun menarik. Semua penampil pada malam itu ditunjuk untuk mempertunjukan kemampuan musikalitasnya. Termasuk penonton yang datang, semua diajak bernyanyi bersama.

 

Bersembunyi di balik tirai

Memandang jalan

Gadis kecil ingin ke luar

Menantang alam 

 

Tapi di sana hujan

Tiada berkesudahan

Tapi di sana hujan turun membasahi semua sudut kota

Hapus tiap jejak jalan pulang                     

Puas bernyanyi bersama, kemudian masih takjub dengan pertunjukan kerennya, kemudian berpikir ingin menonton pertunjukan mereka lagi suatu hari, dan kemudian pulang dengan hati gembira. Terimakasih Banda Neira, Gardika Gigih, Layur, Suta Suma, dan Jeremia Kimoshabe yang telah memberikan pertunjukan musik apik di malam yang sudah ditakdirkan untuk memuat memori bahagia. Semoga kolaborasi mereke yang sudah direncanakan sedari di Yogjakarta akan berlanjut denga karya-karya lainnya. Kita benar-benar suka hujan!

 

Foto: Harish Alfarizi

Teks: Talitha Yurdhika Anni