Jelang peluncuran album penuh perdana, komponis asal Yogyakarta Gardika Gigih merilis satu lagu terbaru berjudul “Kereta Senja”. Lagu ini dirilis lebih dulu untuk menunjukkan pada publik format bermusik terbaru Gigih yang dia usung dalam pembuatan album debutnya.
“Kereta Senja dipilih jadi lagu yang pertama kali dirilis karena paling merepresentasikan isi album,” kata Gigih, Senin, 13 Februari 2017.
Dalam lagu yang durasinya lebih dari sembilan menit itu, terdapat banyak perubahan nuansa. Dari segi struktur, Kereta Senja termasuk yang paling kaya akan bagian. “Tempo-nya juga naik turun dan dinamis,” kata Gigih. Pun dari segi instrumentasi Kereta Senja juga termasuk yang paling kaya dan lengkap.
Dalam pembuatan album, Gigih banyak melibatkan teman-teman musisi dari tempat ia kuliah dulu di ISI Yogyakarta. Selain piano yang dimainkan Gigih, ada juga permainan violin, viola, cello, gitar elektrik, dan drum. Ditambah seksi vokal yang diisi oleh tiga penyanyi. “Di lagu Kereta Senja, semua pemain terlibat,” kata Gigih.
Adapun para musisi yang turut berkontribusi dalam pembuatan Kereta Senja adalah Suta Suma Pangekshi (biola), Dwi Ari Ramlan (viola), Alfian Aditya (cello), Wasis Tanata (drum), Febriann Mohammad (gitar), Desti Indrawati (mezzo sopran), Nurhana Azizia Latief (sopran), dan Ananda Badudu (vokal).
Lagu itu direkam langsung (live) di ruang seminar Koendjono, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada 25-26 Juni 2016 oleh tim rekambergerak. Hasil rekaman diramu dan difinalisasi oleh Gatot Danar S. dan Bayu Prasetyo.
Album penuh perdana Gardika Gigih yang dinamai “Nyala” rencananya dirilis dalam waktu dekat dalam bentuk digital dan cakram padat. Proses pembuatan album didukung penuh oleh Sorge Records, label berbasis koperasi yang berkantor di Bandung.
“Kami tertarik menggarap album Gardika Gigih karena menurut kami musik dia bagus. Pada dasarnya dia adalah komponis, lalu keluar jalur jadi nge-band, secara konsep menarik. Kami juga belum pernah menggarap dan memasarkan album yang sebagian besar musiknya instrumental, itu jadi sebuah tantangan bagi kami,” kata kordinator Sorge Records Eky Alkautsar.
Gigih adalah komponis dan pianis lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Ia belajar keyboard sejak SD dan mulai memainkan piano sejak SMA. Di kampus ISI selama empat tahun sejak 2007 ia belajar membuat komposisi. Kendati punya latar belakang musik akademik, dalam bermain dan berkarya Gigih lebih suka mengandalkan emosi dan perasaan. Dalam pembuatan album Nyala, ia malah menjauhi buku not dan partitur.
Transkrip wawancara singkat dengan Gardika Gigih:
Kenapa album penuh perdana Anda dinamai Nyala?
Semua orang di dalam hidupnya pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Nah, album ini bicara tentang harapan. Sesusah apapun situasi yang dihadapi pada akhirnya pasti akan baik-baik saja.
Mengapa Kereta Senja yang pertama kali diperdengarkan pada publik?
Dari segi dinamika dan instrumentasi Kereta Senja paling mewakili nuansa album. Ada banyak perubahan mood dalam lagu itu. Temponya juga naik turun. Dan semua instrumen yang dipakai untuk bikin album ada di lagu itu, jadi lagu itu termasuk yang paling ramai.
Kenapa merasa perlu bikin album penuh?
Rasanya menarik bikin suatu produk yang bisa dijadikan medium untuk merangkum perjalanan. Baik perjalanan hidup maupun perjalanan bermusik.
Lagu Kereta Senja di akun Youtube Sorge Records:
Informasi :
Eky : +62 856 590 457 51
Email : sorgerecords@gmail.com
www.instagram.com/gardikagigih
www.instagram.com/sorgerecords
www.twitter.com/sorgerecords