Gardika Gigih dan Tomy Herseta lahir dan besar di latar belakang musik yang berbeda, dan bahkan untuk sebagian orang, nampak bertolak belakang. Gigih menekuni piano dan menempuh studi komposisi musik. Tahun lalu baru saja ia mengeluarkan album “Nyala” yang dirilis oleh Sorge Records. Di sisi lain, Tomy sudah lama berkecimpung di ranah eksperimentasi noise dan bebunyian musik elektronik. Hasil studi dan penelusuran bunyinya antara lain ia tuangkan ke dalam ”Attemp”, EP rilisan Hema Records.
Pertemuan mereka diinisiasi oleh Eky Alkautsar, manajer Sorge Records. Keinginan Eky untuk mempertemukan Gigih dan Tomy dalam ruang kolaborasi sendiri telah muncul sejak awal tahun 2017. “Waktu itu saya membayangkan sepertinya bakal cocok apabila permainan piano Gigih bertemu dengan ambient-noise dari Tomy,” ujar Eky.
Keinginan itu tercapai sudah pada 6 September 2017, ketika Gigih sedang melakukan syuting video live session beberapa komposisi dari album Nyala di gedung Playhouse, Bandung. Sehari sebelumnya, Eky sudah mengontak Tomy agar hadir untuk mengeksekusi sesi improvisasi dengan Gigih setelah sesi syuting selesai.
Di hari itulah Gigih dan Tomy pertama kali berkenalan. Pertemuan berlangsung tanpa banyak basa basi dan keduanya pun lebih memilih untuk ‘mengobrol’ lebih lanjut melalui improvisasi elektronik dan piano yang direkam secara live oleh Ibrahim Adi dan diabadikan ke medium video oleh Darmawan Sampurna dan Mufqi Hutomo.
Sesi improvisasi yang berlangsung sekitar 35 menit tersebut mengalir begitu saja tanpa ada bayangan persis sebelumnya mengenai bagaimana bahasa piano Gigih dapat bersua dengan sekian variabel bunyi noise dan elektronik dari ‘perkakas kerja’ Tomy/ Walhasil, improvisasi tersebut murni dituntun oleh keyakinan kreatif dari keduanya. Begitulah kolaborasi ini lahir dengan begitu saja.
“Sesi improvisasi ini merupakan salah satu pengalaman paling ‘magis’ dan sublim,” ujar Eky.
Phase III merupakan salah satu potongan dari rangkaian sesi improvisasi yang direkam secara langsung di awal pertemuan mereka tersebut. “Rangkaian sesi improvisasi tersebut terdiri dari beberapa fase dengan mood dan intensitas yang berbeda”, ujar Tomy.
“Phase III merupakan potongan 12 menit dari total keseluruhan sesi improvisasi sepanjang kurang lebih 35 menit,” tambah Gigih.
Lagu berdurasi 12 menit ini adalah perpaduan antara instrumen akustik dan elektronik, mempertemukan permainan piano Gigih dengan sekian variabel bunyi ambient dan noise dari set elektronik Tomy.
“Phase III” adalah hasil dari ‘obrolan’ pertama mereka. Entah apa yang akan dihasilkan di masa depan; saat intensitas pertemuan makin digalakkan, dan bunyi-bunyi lain dapat terus menerus dibebaskan di antara keduanya. Dalam hal ini, penantian terasa begitu mengasyikkan.