Novel Baswedan: Saya Tidak Takut

Novel Baswedan kembali ngantor di Komisi Pemberantasan Korupsi. Novel bercerita tentang teror yang ia dapat dan memberi pesan pada pejuang HAM dan antikorupsi di Indonesia.
Sorge Visual

Hari Jumat (27/7) minggu kemarin adalah hari yang berbahagia. Setelah 16 bulan menjalani perawatan bolak balik Singapura – Jakarta pasca penyerangan dirinya, Novel Baswedan kembali ngantor di KPK. Hari itu, acara #NganterNovelNgantor di halaman depan Gedung KPK pun digelar sebagai sambutan sederhana untuk sang penyidik, sebuah peristiwa bahagia yang cukup langka di kancah pemberantasan korupsi di Indonesia. Kalaupun ada yang mencemari kebahagiaan kita, tentu saja itu terkait erat dengan ketidakbecusan aparat penegak hukum dalam penyelidikan kasusnya, yang selama 16 bulan terakhir tak kunjung menemukan titik terang perihal siapa gerangan pelaku dan dalang dari kebiadaban tersebut. Akibatnya, kasus Novel pun kini tergelincir menjadi komoditas dan gorengan politik, sementara wacana pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta kian tak jelas rimbanya.

Kami berkesempatan untuk bertemu dan melakukan wawancara singkat dengan Novel Baswedan. Dalam wawancara tersebut, ia memaparkan soal rencana-rencananya begitu masuk kantor, teror yang ia alami di tengah proses pemulihan, dan pesannya untuk para pejuang HAM dan anti korupsi di Indonesia.