Nadafiksi Merilis Album Perdana Bertajuk ‘Teorema’

Istimewa

Nadafiksi, grup musik/duo asal Bandung yang beranggotakan Dwi Kartika Yuddhaswara dan Ida Ayu Made Paramita Sarasvati akan merilis album perdananya yang bertitel ‘Teorema’ pada acara Temu bincang Teorema. Temu bincang dan pertunjukan musik ini akan diselenggrakan pada Kamis, 25 Februari 2016 di Omuniuum, Bandung. Perbincangan mengenai album Teorema pada acara nanti akan dipandu oleh Idhar Resmadi. Turut dipertunjukkan juga foto-foto karya Utami Dewi Godjali yang menjadi bagian album ini.

Teorema adalah album perdana Nadafiksi yang dirilis pada tahun 2016 bersama Omuniuum yang mendukung produksinya. Tesla Manaf Effendi, yang terkenal sebagai gitaris jazz, bertindak sebagai produser pada album Teorema, menangani segala proses pengambilan dan pengelolaan suara. Pengerjaan rekaman Teorema menghabiskan waktu kurang lebih tiga tahun.

Banyak musisi yang terlibat dalam proses penggarapan Teorema. Achmad Kurnia (cello), Bani Ambara (flute & backing vocal), Tesla Manaf (electric guitar), merupakan para musisi yang mengiringi permainan gitar dan vokal Dwi Kartika Yuddhaswara serta vokal Ida Ayu Made Paramita Sarasvati. Terlibat pula musisi pendukung seperti Dimas Kusdinar Wijaksana (Mr. Sonjaya), Sigit Pramudita (Tigapagi), Orkes Stamboel Khajalan, Brury Effendi, Desal Sembada, YayaRisbaya (Mr. Sonjaya), Umbara Purwacaraka, Christ Stanley, Khrisna Alda, dan Zulqi Lael Ramadhan.

Teorema menawarkan pengalaman untuk menyimak wajah lain dari Nadafiksi. Sejak dibentuk pada tahun 2010, duo ini dikenal memainkan musik folk-acoustic. Melalui Teorema, Nadafiksi dapat ditemui dalam wujud musik “full band”, Hindustan, keroncong, hingga soundscape. Keragaman ini tak mungkin terwujud tanpa keterlibatan teman-teman pemusik yang melengkapi Teorema dari berbagai sisi, baik musik maupun lirik.

Nama Teorema dipilih untuk menggambarkan isi album sebagai kumpulan lagu, di mana setiap judul memiliki nafas tersendiri, disusun dalam suatu struktur  yang diharapkan secara simultan memberikan pengalaman tertentu. Selanjutnya pemaknaan dari pengalaman menyimak Teorema diserahkan kepada asumsi masing-masing penikmatnya.

Isi Teorema dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Fantasi, Indrawi, dan Ilahi. Pengelompokan dan penamaan setiap bagian merujuk pada asal muasal dari bahasan lagu didalamnya. Seperti lagu “Darimu Untukku”, merujuk pada kepekaan Indrawi. Lagu “Sentuh”, yang merupakan Nominee Best Folk Track Indonesian pada Cutting Edge Music Award 2014, bertransformasi menjadi “Seketika”, sebagai catatan pengalaman yang berkaitan dengan Ilahi.

Bentuk fisik album Teorema adalah buah karya teman-teman yang menekuni seni visual. Karya Rega Ayundya Putri sebagai artwork pada cover siap menyambut penikmat Teorema. Memasuki lembar demi lembar selanjutnya, foto-foto karya Utami Dewi Godjali akan menjadi ‘teman’ untuk menyimak setiap lagu pada Teorema. Sementara itu semua elemen visual pada Teorema adalah buah karya dari Erwin Windu Pranata.

 “Isi Teorema adalah hasil kepekaan rasa ketika merindukan rumah,”

– Dwi Kartika Yuddhaswara

 Pernyataan yang Perlu Dialami; Sebuah Catatan Tentang Album Nadafiksi “Teorema” Oleh Sigit Pramudita

Menurut Ilmu Pasti, ‘teorema’ merupakan pernyataan yang memerlukan pembuktian meskipun pernyataan itu memang dapat ditujukan bernilai benar. Ini memang sebuah konsep yang bertele-tele. Tapi jika ini dijawantahkan ke dalam sebuah karya seni, bisa jadi debut album duo Nadafiksi bertajuk ‘Teorema’ ini merupakan sebuah pernyataan Dwi Kartika Yuddhaswara dan Ida Ayu Made Paramita Sarasvati yang perlu anda buktikan sendiri pengalamannya. Meskipun duo yang lahir pada 2010 ini sudah pasti mengalami pengalaman mereka sendiri.

Masih belum mudah juga untuk menjabarkan apa itu “teorema” menurut Nadafiksi bukan? Anda sebaiknya segera menjajaki track-demi­-track-nya, karena album ini bukan sekedar album, melainkan juga sebuah pernyataan penting dari Nadafiksi yang perlu anda alami sendiri.

‘Barisan Khayalan’ merupakan sebuah mukadimah berdurasi empat menit lebih. Lagu ini adalah sebuah pemanasan yang baik untuk anda. anda bisa menghayati ‘sensasinya’ sebelum lebih jauh ditenggelamkan oleh komposisi-komposisi lain di album ini. Di nomor selanjutnya, anda akan menikmati majas-majas hiperbola dan alunan yang mungkin akan terasa menyejukkan, tetapi lama-kelamaan akan membekukan hingga menusuk tulang anda lewat ‘Menari di Udara’. Nuansa asing akan terasa di lagu ‘Susah Tidur Susah Bangun’. Pernahkah anda mengalaminya? Jika belum, biarkan Nadafiksi memaksa anda memberikan perasaan anda kepada mereka lewat ‘Darimu, Untukku’. Pada ‘BungaMatahari’ anda akan diajak mengamati kisah siklus hidup makhluk Tuhan.  Ketika produsen kehidupan sudah bosan karena produk mereka berbalik menggerogoti sang produsen, ‘Seketika’ ia akan memutarbalikkan prosesnya. ‘Seketika’ merupakan komposisi yang paling ‘ramah’ didengar di akhir zaman. Setelah anda cukup terhibur dengan tembang ‘manis’ ‘Seketika’, anda akan diajak kembali ke nuansa masa kecil anda lewat ‘BungaAnggrek’. Jika anda berhasil melewati semua komposisi dalam kondisi sehat-wal-afiat, anda dipersilakan untuk menuju tembang ‘Pulang’.

Akhir kata, semoga anda dapat menikmati, memahami, mengalami, dan berbagai imbuhan me- lainnya lewat album ‘Teorema’ ini. Selamat mendengarkan.

________________________________________________________________

Berikut merupakan single pertama Nadafiksi dari album Teorema yang berjudul ‘Menari di Udara’.