Mendengarkan album band asal Medan ini membelokkan ingatan saya ke awal tahun 2000an ketika band-band macam The Rakes, We Are Scientist hingga The Wombats merajai kanal-kanal radio dan stasiun televisi musik. Hentakan, sahutan dan liukan-liukan gitar yang penuh semangat, kontras dengan layer-layer gelap dan elektronik sedih yang sedang ngetren sekarang.
Terdengar berbagai pengaruh musik mereka tertanam dalam album Exposure ini. Terlalu jelas sampai benang merah album ini tidak terlalu terasa. Nomor-nomor pintar seperti Leia dan Moon River terasa bertabrakan tanpa konsep ketika tiba-tiba harus mendengarkan Boogie Night yang terasa dipaksakan masuk ke dalam album. Warna dan gaya vokal yang tidak konsisten di beberapa lagu juga menjadi nilai minus. Entah karena dinyanyikan bergantian atau disengajakan seperti itu.
Aura Editors dan New Order terasa kental di nomor-nomor macam Cinta Remaja, Wajah Fana, Leia, Let Me Take Over, Baby dan Tanda Tanya. Pijar cukup cerdas untuk menggabungkan berbagai elemen influence-nya di nomor-nomor tersebut. Guardians of The Galaxy adalah nomor tempo sedang yang tidak membosankan. Apabila dipoles dan dikonsepkan dengan lebih matang, bukan tidak mungkin album ini bisa menyamai Lantai Merah-nya Monkey to Millionaire atau Always Hard to Make a Change, Just Like How to Stay the Same milik Vincent Vega.
Anugrah Wahyudi adalah pemuda sendu yang bisa berkomunikasi dengan tetumbuhan. Meski sekarang disibukan oleh pekerjaannya sebagai mandor bangunan, ia masih menyempatkan diri mengoleksi rilisan lokal dan slam dance bersama teman-teman.